RIMPANG
TEMU LAWAK
Salah satu rempah-rempah asli
Indonesia yang memiliki manfaat tinggi adalah temu kuning. Bahan munuman segar
ini, telah dikenal luas dan salah satunya telah diproduksi dalam bentuk
cincangan tipis. Berada di Gang Anggrek
Rt:9 Rw:4 timur kantor POS Kayen Kec. Kayen, Kab. Pati-Jateng, merupakan tempat
peramuan dan peracikan aneka olahan tanaman jamu tradisional diproduksi.
Kegunaan Temu Lawak sendiri, ialah sebagai minuman segar penghangat tubuh,
penahan sakit maag, penahan lever, bancar ASI (Air Susu Ibu) bagi yang
menyusui, bancar darah (Datang Bulan). Di rumah produksi jamu tradisional milik
Bu Djais dan Bu Lasmi ini, pengemasan dalam bentuk serutan dan dikeringkan
dengan bantuan sinar Matahari alami.
Cara penyajiannya ilaha diambil
sebanyak satu sendok makan, kemudian dikasih air panas untuk membuka por-pori
rimpang temu, sehingga sari-sari/sel umbu rimpang temu dapat luntur dan larut
dalam air. Setelah agak dingin dan hangat, ditambahkan gula, boleh gula putih
atau juga gula merah tergantung selera. Ada juga, yang cara penyajiannya dibuat
pekat dan ditambahkan madu. Bagi masyarakat sekitar Ds. Kayen-Pati, keberadaan
Rumah Usaha pembuatan jamu ini sangat bermanfaat dan berperan besar dalam hal
kesehatan. Tidak hanya temu lawak, beraneka macan obat-obatan tradisional seperti
kunir putih bubuk, kunis bubuk, temu bubuk, dll. juga diproduksi. Baik dalam
bentuk bubuk halus, kering matahari, serutan serta racikan semua lengkap dan
cocok untuk tempat rujukan obat. Konsumennya bahkan ada yang berasal dari luar
daerah, namun kurangnya promosi dan publikasi belum mampu membombingkan
obat-obatan yang bermanfaat ini ke medan pasar moderen. Harga yang ditawarkan untuk
produk kering rimpabf temu lawak cukup terjangkau bagi masyarakat, sebesar Rp. 2.500,-
(ketika tulisan ini dibuat). Beliau juga
membuat Kunir Asem yang dijual di warung-warung sekitar, dan eminatnya juga
cukup banyak.
Di kediaman bu Djaiz sendiri,
beraneka jenis tanaman obat tertanam membuktikan kesungguhan beliau dalam
menggeluti dunia perjamuan. Walaupun sudah sepuh (indomesia: tua), beliat tetap
sehat dan suka ercerita panjang lebar mengenai sejarah berddirinya perusahaan
jamu dengan nama Jamu JITU ini. Berdirinya peroduksi jamu ini, beliau dibantu
Mbak Painah (tetangga) yang mengelola produksi. Hampir setiap hari kegiatan
produksi berlangsung. Lokasi yang bertepatan dengan lokasi Mushola Al-Huda Dk.
Kranggak Kayen dan TK ABA ini, menambah kepopulerannya di kalangan masyarakat.
Selain memiliki tempat pengolahan jamu, Bu Djaiz juga membangun TK Dan Mushola
didepan Rumahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar